Distribusi Bansos E-warung, BUMD Hanya Pemasok Beras
Senin, 04-05-2020 - 19:28:34 WIB
GardaMETRO.com, Batubara - Distribusi Bansos E-warung akan diambil alih Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Batubara sebagai pemasok komoditi untuk warga tidak mampu keluarga penerima manfaat (KPM) melalui program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di ewarung.
Rencananya ke depan akan kita ambil alih sebagai pemasok komoditi untuk warga tidak mampu KPM sesuai nominal yang diterima melalui ewarung sejalan kerjasama dengan Dinas Sosial Batubara yang telah di dilakukan sebagai pemasok sembako (beras)", ujar Direktur Operasional BUMD Kabupaten Batubara Syarkowi Hamid didampingi Manager Operasional Suhairi kepada wartawan, Senin (4/5/2020).
Ia mengatakan,bahwa uang yang masuk ketebing pribadi itu adalah uang para pemasok bahan komoditi yang sudah didistribusikan kepada keluarga penerima manfaat (KPM) melalui e-warung. Hal itu ditegaskan Syarkowi Hamid menjawab klarifikasi soal tudingan miring kepadanya mengenai uang bansos dari hasil penjualan bahan sembako pada program bantuan pangan nonton tunai didaerah Batubara.Ujar Sarkowi
Syarkowi juga menjelaskan bahwa program sembako yang sebelumnya disebut program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) ini merupakan program dari Kementerian Sosial RI. Program ini turut diawasi oleh Dinas Sosial dengan melakukan pendataan terhadap penerima program serta pembentukan E-Warong.
Selanjutnya, data penerima manfaat dari E- Warong didaftarkan ke Bank Mandiri sebagai penampung dan pendistribusian dana langsung ke masyarakat.l dan dibekali kartu yang diterbitkan oleh Bank Mandiri. Sedangkan E-Warong bertugas sebagai tempat penukaran bahan sembako di tiap-tiap desa se Kabupaten Batu Bara," kata Syarkowi.
Dalam kaitan itu, tentu saja, ada proses pembayaran dari kegiatan pasokan bahan sembako dari KPM dan E-Warong sampai ke pemasok yang membutuhkan waktu. Sehingga BUMD menugaskan Syarkowi Hamid membuka rekening pribadi di Bank Mandiri," Tegas mantan anggota DPRD Batubara itu.
Ia mencontohkan, barang masuk di tanggal 10 sampai ke E-Warong. Saya pastikan semua segar dan bagus namun kendalanya E-Warong tidak ada alat pendingin sementara masyarakat penerima bisa saja datang mengambil sampai tanggal 15," Sebutnya.
Syarkowi menjelaskan bahwa BUMD terlibat dalam program sembako ini, baru dua kali. Yakni, pada bulan Maret dan bulan April 2020. Harus kami akui bahwa kami belum mengetahui betul E-Warong secara keseluruhan.
"Kalau tak salah saya, E- Warong semuanya berjumlah 130 E-Warong dan E-Warong itu sendiri juga ada masalah tentang kelayakan sebagai E-Warong," ungkapnya.
E-Warong dibentuk dua tahun yang lalu, Pada saat pembentukannya juga diduga ada permainan dan juga terjadi penyimpangan dalam menyaluran bahan sembako.
Saat BUMD ikut kerjasama dalam program sembako ini, ada juga E- Warong yang bekerjasama dengan distributor lain selain BUMD. Namun, kadang kala kawan-kawan media tidak melihat apa yang mereka salurkan. "Itu juga dananya masuk ke rekening pribadi mereka," sebut Syarkowi
Saat ini, Syarkowi mengakui masih banyak permasalahan terjadi disebabkan ada E- Warong yang bermain sendiri. Dicontohkannya, BUMD mendata ada 20 ribu warga masyarakat penerima manfaat dan telah mengorder bahan komoditi sebanyak 20 ribu. Namun, kenyataan di lapangan hanya tersalurkan sebanyak 12 ribu penerima. Sehingga, bahan yang kami salurkan terjadi kelebihan yang mengakibatkan terjadi kerugian bagi distributor.
Selain itu, banyak lagi terjadi masalah dilapangan yang terus kami perbaiki. Makanya kami terus berkordinasi dengan Tikor (Tim Kordinasi lapangan) serta Kortek sekaligus Dinas Sosial Batubara agar dapat menertibkan E-Warong.
Dengan penertiban, maka bahan komoditi dapat didistribusikan sesuai 6T. Yakni, Tepat Kualitas, Tepat Jumlah, Tepat Waktu, Tepat Harga, Tepat Sasaran, Tepat Administrasi. Tandasnya.
Penulis GMC : Pr.
Komentar Anda :