GardaMetro.com, Ketapang -- Kontribusi ekonomi komoditas kelapa sawit di Kalimantan Barat pada 2022 kian meningkat pesat serta ekspor secara langsung melalui Pelabuhan Internaisonal Kijing Kabupaten Mempawah berdampak positif pada pendapatan Daerah Kalimantan Barat, serta kenaikan harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) kian mendongkrak devisa hingga pemasukan pajak yang berasal dari produksi perkebunan kelapa sawit bisa di katakan meroket dan menjadi primadona pada saat ini.


"Berdasarkan data yang di peroleh Garda Metro.com langsung dari halaman GAPKI cabang Kalbar pada tahun 2021 tercatat devisa ekspor minyak kelapa sawit dan turunannya mencapai Rp. 8,14 Triliun, angka ini di perkirakan terus tumbuh 298,69 persen jika dibandingkan dengan tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp. 2,04 Triliun atau naik empat kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Devisa ekspor komoditas minyak kelapa sawit dan turunannya hanya berbeda tipis dengan washed bauksit yang realisasinya mencapai Rp. 8,47 Triliun, tentunya hasil yang positif buat pendapatan daerah Kalimantan Barat.

Berdasarkan tumbuh suburnya komoditas perkebunan kelapa sawit di sejumlah daerah Kalimantan Barat, Seperti di  Kabupaten Ketapang untuk saat ini budidaya kelapa sawit memiliki prospek yang menjanjikan bagi para petani kelapa sawit.

Namun di balik meroketnya harga CPO di pusaran ekspor pada saat ini, jauh berbanding terbalik dengan menjadi perbincangan hangat atas kelangkaan minyak goreng serta harga minyak goreng terkadang melonjak secara tiba-tiba diatas harga normal, dan para pengusaha kecil juga sangat resah atas kelangkaan minyak goreng tersebut, serta peranan pemerintah di harapkan juga dapat menjadi solusi untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng karna sudah menjadi permasalahan yang serius.

Guna menyuarakan keluh kesah warga atas kelangkaan minyak goreng,  Garda Metro.com meminta pendapat lansung kepada tokoh masyarakat dan aktivis di kabupaten Ketapang.

Mustakim berharap kepada pemerintah untuk secepatnya mengambil tindakan atas langkanya minyak goreng di pasaran serta menertibkan harga jual minyak goreng yang terkadang melonjak tidak sesuai ( HET ) saya juga berharap pemerintah melalui dinas terkait untuk melakukan SIDAK guna mengantisipasi oknum nakal yang terkesan memanfaatkan situasi ini, ungkap Mustakim .08.3.2022.

Lanjut",, Berdasarkan informasi yang saya peroleh dan mungkin mayoritas masyarakat Indonesia tau secara menyeluruh  bahwa negeri kita sudah menjadi produsen minyak sawit nomor satu di dunia sejak tahun 2006 kita berhasil menyalip posisi yang selama bertahun-tahun sudah ditempati Malaysia.

Kita juga berharap pemerintah segera melakukan melalui badan usaha milik pemerintah untuk membuat pengolahan minyak goreng dengan pemanfaatan minyak turunan CPO dalam negeri secara besar-besaran di setiap daerah Kabupaten yang terdapat perkebunan kelapa sawit dengan pengelolaan badan usaha milik daerah seperti di Kabupaten Ketapang ini, Imbuhnya.

Negara Kita pada saat ini sebenarnya mampu bersaing dengan negara negara maju andai saja pemerintah kita mampu memanfaatkan SDA kita dengan baik dan bijak bahkan kita berharap juga berharap negara kita mengekspor minyak goreng hasil produksi dalam negeri ke beberapa negara karena kita Penghasil minyak sawit nomor satu dunia tinggal pemimpin kita mau berbuat atau tidak, dengan langkanya minyak goreng di indonesia bagi saya sangat lucu, alamnya kaya cuman sebatas dongeng belaka tidak sesui realitanya. Tutup Mustakim.*Hendi