Jelang Pilkada Tensi Politik Memanas, Media Sosial di Jadikan Sarana Menyerang Lawan Politik
Senin, 07-09-2020 - 20:23:37 WIB
GardaMETRO.com, Manado - Ketua harian DPD partai Golkar Sulawesi Utara, Jems Arthur Kojongian (JAK) menjadi korban fitnah dan Hoaks jelang pilkada serentak. pemilik akun facebook bernama maikel cabs menuding JAK yang juga sebagai wakil ketua DPRD Sulut ini telah melakukan perbuatan tidak terpuji yakni memiliki hubungan asmara diluar nikah dengan seorang wanita yang tidak disebutkan namanya oleh pemilik akun facebook tersebut. Senin (7/9/20).
JAK kepada awak media menanggapi santai adanya tuduhan terhadap dirinya dan menurutnya hal ini merupakan berita hoaks untuk mempengaruhi popularitas calon gubernur Sulut Tety Eugenia Paruntu dan calon bupati Minahasa Selatan michaela Elsiana Paruntu yang merupakan kakak ipar dan istrinya yang saat ini popularitas terus naik dari berbagai hasil survey.
modus pencemaran nama baik seperti ini sudah lama di mainkan para buzzer namun JAK berharap aparat bisa melakukan tindakan tegas apalagi sudah sampai menjurus pada tindak pidana yakni pencemaran nama baik. menurutnya aparat hukum tidak sulit untuk mengungkap para buzzer baik pribadi maupun kelompok yang secara tidak bertanggung jawab menyebarkan berita bohong atau hoaks.
pasalnya aparat dengan muda bisa melacak akun palsu di facebook karena sebagaian besar institusi penegak hukum di seluruh dunia telah bekerja sama dengan facebook terutama untuk mengatasi pelanggaran hukum. JAK memastikan akun ini palsu yang sengaja digunakan untuk menyerang partai Golkar dan keluarganya secara pribadi.
Ketua KONI kabupaten Minahasa Selatan ini menegaskan tidak pernah melakukan perbuatan seperti yang di tuduhkan lewat akun palsu tersebut. mantan anggota DPRD kabupaten minahasa ini sedang mempertimbangkan untuk melaporkan pencemaran nama baik yang menimpa dirinya kepada pihak kepolisian. sebagai tokoh masyarakat JAK mengaku prihatin dengan situasi politik di daerah ini yang bisa tidak kondusif jika diwarnai dengan cara-cara tidak terpuji memanfaatkan media sosial untuk menyerang lawan politik.
lebih parah lagi jika penyalahgunaan media sosial mengandung ujaran kebencian, hasut menghasut, aduh domba yang menyerang pribadi, suku, agama dan ras, tentunya ini sangat berbahaya dan merupakan ancaman untuk terselenggaranya pilkada yang aman dan damai di sulawesi Utara,"tutupnya. (Winsi).
Komentar Anda :