Gerhana Bulan Darah Super 26 Mei Bisa Disaksikan di Indonesia
Selasa, 25-05-2021 - 13:11:36 WIB
Gardametro.com, PEKANBARU -- Gerhana bulan total akan terjadi
pada Rabu, 26 Mei 2021. Peristiwa itu bisa disaksikan di wilayah
Indonesia meskipun tidak secara utuh. “Julukannya 'bulan darah super'
karena bertepatan dengan supermoon,” kata penggiat astronomi Avivah
Yamani, (Rabu 5 Mei 2021)
Menurut penggiat astronomi dari
komunitas Langit Selatan di Bandung itu, gerhana itu terjadi ketika
bulan penuh atau purnama dan jaraknya tergolong sedang terdekat dengan
Bumi (perigee).
Gerhana bulan total pada 26 Mei nanti akan
menjadi gerhana pembuka untuk musim gerhana 2021, Pada tahun ini akan
muncul empat kali gerhana, yaitu dua gerhana bulan dan dua gerhana
matahari.
Pengamat di Indonesia berkesempatan untuk menyaksikan
kedua gerhana, yakni gerhana bulan total pada bulan Mei dan gerhana
bulan sebagian pada bulan November 2021. “Sayangnya, gerhana matahari
tahun ini tidak ada yang melintasi wilayah Indonesia,” ujar Avivah
Gerhana
bulan total 26 Mei bisa disaksikan oleh pengamat di Asia timur,
Australia, Pasifik, dan Amerika,Pengamat di Indonesia bisa menyaksikan
peristiwanya setelah matahari terbenam
Adapun proses gerhana
bulannya sudah dimulai pukul 15.47 WIB. “Maka saat Matahari terbenam,
bulan terbit dalam kondisi gerhana sebagian sudah dimulai,” kata dia
Proses
gerhana bulan total di Indonesia itu dimulai pukul 18:11:25 WIB sampai
18:25:55 WIB. Puncaknya pada pada pukul 18:19:52 WIB,Setelah gerhana
total berakhir, masih berlanjut dengan gerhana bulan sebagian yang
berakhir pada pukul 18:52:22 WIB.
Pada gerhana 26 Mei nanti,
bulan akan mencapai fase purnama pada pukul 18.14 WIB, Sementara itu,
sekitar 9 jam sebelumnya atau pada pukul 08:51 WIB, Bulan mencapai jarak
terdekat dengan Bumi, yakni 357.311 km. Itu artinya saat purnama, Bulan
masih berada pada jarak terdekat dengan Bumi. Peristiwa inilah yang
dikenal sebagai supermoon atau bulan super atau lebih tepatnya bulan
punama perigee.
Karena berada pada jarak terdekat dari Bumi,
kenampakan piringan Bulan jadi lebih besar sekitar 14 persen dan 30
persen lebih terang jika dibanding saat Bulan berada di titik terjauh
atau apogee. Namun, untuk pengamat di Bumi, perbedaan ini sangat kecil
sehingga sulit dikenali.
Pada hari yang sama, Bumi berada sejajar
di antara Bulan dan Matahari. Konfigurasi ini menyebabkan Bumi
menghalangi cahaya Matahari ke permukaan Bulan.
Setiap bulan
purnama,Bumi berada di antara Bulan dan Matahari. “Akan tetapi, gerhana
bulan tidak terjadi setiap Bulan mencapai fase purnama,” jelasnya.
Sebabnya karena orbit bintang yang miring sekitar 5 derajat dibandingkan
orbit bumi. Akibatnya, ada saatnya Bulan tidak selalu masuk dalam
bayang-bayang Bumi yang menyebabkan Matahari terhalang.*rls/end/gmc
Komentar Anda :